Selamat Datang

Selamat datang di tbp-unj.blogspot.com. Blog ini merupakan blog pembelajaran Teori Belajar dan Pembelajaran.

Senin, 31 Oktober 2011

EVALUASI HASIL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

  1. Pengertian Pengukuran, Penilaian(Asesmen) dan Evaluasi
a. Pengukuran
Secara formal, pengukuran dapat diartikan sebagai "pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas". Misalnya untuk mengukur tinggi atau berat seseorang , dengan mudah kita dapat memahami karena aturannya telah diketahui secara umum. Tetapi untuk mengukur pendengaran , penglihatan atau kepekaan seseorang jauh lebih komplek dari itu dan tidak semua orang dapat memahaminya. Kegiatan pengukuran itu menjadi lebih komplek lagi apabila digunakan dalam mengukur psikologik seseorang, seperti kecerdasan, kematangan atau kepribadian karena pengukuran ini menuntut keahlian dan latihan tertentu.
Demikian juga halnya pengukuran dalam bidang pendidikan kita hanya
mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu bukan peserta didik itu sendiri. Misalkan seorang dosen dapat mengukur penguasaan peserta didik dalam mata kuliah tertentu atau kemampuan dalam melakukan suatu keterampilan tertentu yang telah dilatih.
Sedangkan pengukuran dalam kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan secara kuantitatif
Berikut beberapa definisi mengenai pengukuran menurut beberapa ahli:
1. Pengukuran secara lebih formal sebagai suatu proses di mana kita mengenakan angka-angka kepada barang atau gejala-gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu.
2. Pengukuran sebagai proses membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran tertentu.
3. Norman E. Gronlund (1971) secara sederhana merumuskan pengukuran sebagai   "measurement  is  limited to  quantitative  descriptions  of pupil behavior"
  4. Victor H. Noll (1957) mengemukakan dua karakteristik utama pengukuran yaitu "quantitativeness" dan "constancy of units". Yang menyatakan "Since measurement is a quantitative process, the results of measurement are always expressed in numbers ".
Dari definisi yang telah dikemukakan di atas terdapat dua karakteristik
pengukuran yang utama yaitu:
1.   Penggunaan angka atau skala tertentu
Skala atau angka dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu:
Skala nominal yaitu skala yang bersifat kategori (misalnya, bila satu soal dapat dijawab benar maka mendapat skor 1, dan sebaliknya apabila siswa menjawab soal salah maka diberi skor nol).
Skala ordinal yaitu angka yang menunjukkan adanya urutan, tanpa mempersoalkan jarak antar urutan tersebut, (misalnya, angka yang menunjukkan urutan ranking siswa dalam suatu mata kuliah tertentu).
Skala atau angka interval yaitu angka yang menunjukkan adanya jarak yang sama dari angka yang berurutan, (misalnya, angka Km untuk mengukur jarak yaitu jarak antara Km 1 dengan Km 2 sama dengan jarak Km 3 dengan Km 4).
Skala atau angka rasio yaitu angka yang memiliki semua karakteristik angka atau yang terdahulu dan ditambah dengan satu karakteristik lagi, yaitu skala tersebut berlanjut terus ke atas dan ke bawah jadi memiliki nol mutlak, (misalnya, orang yang mempunyai IQ: 70 dan yang lain IQ.140 tidak dapat dikatakan orang kedua dua kali lebih cerdas dari orang pertama, karena skala IQ adalah skala interval).
2.   Menurut suatu aturan atau formula tertentu
Seperti dalam mengukur tinggi atau berat seseorang, mengukur pendengaran atau kepekaan seseorang, mengukur karakteristik psikologik seseorang dan lain sebagainya.
b. Penilaian
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrument tes atau non tes . Sedangkan pengertian penilaian belajar dan pembelajaran adalah suatu proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif.
Tujuannya adalah memberi nilai tentang kualitas sesuatu. Penilaian di sini tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh suatu proses atau hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program.
Secara sederhana penilaian dapat digambarkan sebagai suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan (baik-tidak baik, memadai-tidak memadai, memenuhi syarat-tidak memenuhi syarat dan seterusnya) tertentu. Dengan perkataan lain kita mengadakan value judgment. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud bukan saja mencakup pertimbangan-pertimbangan yang berbentuk atau bertolak dari informasi kuantitatif (misalnya divan yang panjangnya 1,60 meter tidak cukup buat saya, karena tinggi saya 1,77 meter) akan tetapi juga meliputi pertimbangan-pertimbangan non kuantitatif (seperti anak itu sopan, murid itu rajin, gadis itu cantik dan lain sebagainya). Pertimbangan ini bisa dicapai melalui pengalaman yang subyektif, tetapi bisa juga dengan cara-cara yang lebih sistematis, termasuk dengan menggunakan prosedur ilmiah.
Dalam penilaian pendidikan patokan-patokan yang dipergunakan seharusnya bersumber pada tujuan yang akan dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun penjabarannya menjadi konsep-konsep operasional dalam bentuk tujuan-tujuan jangka pendek. 

c. Evaluasi (evaluation)
Kata evaluasi merupakan pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa Inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Kata kerjanya adalah evaluate yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan orang yang menilai atau menaksir disebut sebagai evaluator (Echols, 1975).
     Sejumlah ahli mengemukakan pemahaman evaluasi secara etimologis, seperti Grounlund, Nurkancana, dan Raka Joni. Menurut Grounlund (1976) ” a system atic process of determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupil ”. Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu. Sementara Raka Joni ( 1975) mengartikan evaluasi sebagai suatu proses dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, patokan tersebut mengandung pengertian  baik-tidak baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat tidak memenuhi syarat,  dengan perkataan lain menggunakan value judgment.
     Dengan pengertian di atas maka dapat dikemukakan bahwa evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menggunakan patokan-patokan tertentu untuk mencapai tujuan. Sementara evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses menetukan nilai prestasi belajar pembelajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Untuk memperjelas lagi, ada beberapa perumusan penilaian sebagai padanan kata evaluasi menurut beberapa ahli diantaranya:
   1)  Adam (1964), menjelaskan bahwa kita mengukur berbagai kemampuan anak didik. Bila kita melangkah lebih jauh lagi dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran itu dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai dalam suatu kerangka maksud pendidikan dan pelatihan atas dasar beberapa pertimbangan lain untuk membuat penilaian, maka kita tidak lagi membatasi diri kita dalam pengukuran karena telah mengevaluasi kemampuan atau kemajuan anak didik.
2) Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen (1961), menjelaskan bahwa evaluasi berhubungan dengan pengukuran . Dalam beberapa hal evaluasi lebih luas, karena evaluasi juga termasuk penilaian penilaian formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang diharapkan. Dengan demikian hasil pengukuran  yang benar merupakan  dasar yang kokoh  untuk  melakukan penilaian.
3)  Arikunto (1990), penilaian lebih menekankan kepada proses pembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran baik-buruk yang bersifat kuantitatif. Sedangkan pengukuran menekankan proses penentuan kualitas sesuatu yang dibandingkan dengan satuan ukuran tertentu. Sehingga dari batasan pengukuran dan penilaian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran dilakukan apabila kegiatan   penilaian   membutuhkannya,   bila   kegiatan   pengukuran   tidak membutuhkan maka kegiatan pengukuran tidak perlu dilakukan. Selanjutnya hasil pengukuran yang bersifat kuantitatif akan diolah dan dibandingkan dengan kriteria sehingga didapat hasil penilaian yang bersifat kualitatif.
4)   Ralph Tyler (1950) menyatakan bahwa Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan  data untuk menentukan  sejauh  mana,  dalam hal  apa,  dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Penilaian atau assesement terhadap pembelajaran siswa   membutuhkan penggunaan sejumlah teknik untuk mengukur prestasi siswa. Penilaian merupakan suatu proses sistematis yang memainkan peran penting dalam pengajaran yang efektif. Penilaian berawal dari identifikasi tujuan pembelajaran (learning goal) dan berakhir dengan penilaian (judgment) tentang seberapa dalam tentang tujuan itu telah tercapai.
Seringkali orang dibingungkan oleh istilah penilaian, ujian, dan pengukuran karena mungkin saja kesemuanya terlinat dalam proses suatu tunggal. Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja (performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Penilaian meliputi tes menggunakan kertas dan pensil dan unjuk kerja atas kegiatan (seperti percobaan laboratorium). Penilaian menjawab pertanyaan “Sebagaimana bagus penampilan individual?”
Tes (test) adalah suatu instrument atau prosedur sistematik untuk mengukur sampel dari perilaku dengan memberikan serangkaian pertanyaan dalam bentuk seragam. Karena tes merupakan bentuk penilaian, maka tes juga menjawab pertanyaan “Sebagaimana bagus penampilan individual-apakah dalam perbandinganya dengan siswa yang lain ataukah perbandingannya dengan ranah tugas kerja?”
Pengukuran atau measurement adalah suatau proses yang mengandung deskripsi numeric dari tingkatan dimana individu memiliki karakteristik tertentu. Pengukuran menjawab pertanyaan “Seberapa banyak?”
Istilah penilaian lebih komprehensif dan inklusif dibanding pengukuran dan tes. Istilah pengukuran terbatas pada deskripsi kuantitatif dari siswa, dimana hasil pengukuran selalu dideskripsikan dalam angka. Pengukuran tidak melibatkan deskripsi kualitatif. Penilaian melibatkan deskripsi kuantitatif dan deskripsi kualitatif dari siswa. Proses penilaian dapat dilihat dari gambar berikut :
Penilaian  Hasil Belajar dan kegunaannya
Penilaian hasil belajar adalah segala macam prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai unjuk kerja (performance) siswa atau seberapa jauh siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
Menurut W. James Popham (1995), telah terjadi pergeseran terhadap alas an pemberian penilaian. Alasan tradisional tentang mengapa guru menilai siswa adalah untuk :
a.       Mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa
b.      Memonitor kemajuan siswa
c.       Menetapkan tingkatan siswa
d.      Menentukan keefektifan instruksional
Sedangkan alasan terkini tentang mengapa guru melakukan penilaian adalah untuk :
a.       Mempengaruhi persepsi publik tentang keefektifan pendidikan
b.      Membantu mengevaluasi guru
c.       Meningkatkan kualitas instruksional
Penilaian hasil belajar sebagai salah satu komponen dari penilaian akan lebih efektif bila mengikti peraturan sebagai berikut :
1)      Jelas merinci apa yang akan dinilai yang menjadi prioritas dalam proses penilaian.
2)      Suatu prosedur penilaian haruslah diseleksi karena berkaitan dengan karakteristik atau unjuk kerja yang diukur.
3)      Penilaian yang komprehensif membutuhkan beraneka prosedur
4)      Penilaian membutuhkan pengetahuan mengenai keterbatasannya.
5)      Penilaian merupakan suatu cara untuk mendapatkan apa yang akan diinginkan, bukan akhir dari proses itu sendiri.
      Beberapa tujuan atau fungís dari  evaluasi hasil belajar adalah:
         Diagnostik: menentukan letak kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar, bisa terjadi pada keseluruhan bidang yang dipelajari oleh siswa atau pada bidang-bidang tertentu saja.
         Seleksi: menentukan mana calon siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu dan mana yang tidak dapat diterima. Seleksi dilakukan guna menjaring siswa yang memenuhi syarat tertentu
         Kenaikan kelas: menentukan naik/lulus tidaknya siswa setelah menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu
         Penempatan: menempatkan siswa sesuai dengan kemampuan/potensi mereka. Instrumen yang digunakan antara lain  readiness test, aptitude test, pre-test dan teknik-teknik observasi.

      Terdapat beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti kemajuan belajar siswa, yaitu :
a. Penilaian portofolio (portfolio)
Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa yang sistematis dalam satu periode. Kumpulan hasil kerja ini memperlihatkan prestasi dan ketrampilan siswa. Hal penting yang menjadi ciri dari portofolio adalah hasil kerja tersebut harus diperbaharui sebagaimana prestasi dan ketrampilan siswa mengalami perkembangan. Dalam dunia pengajaran, portofolio merupakan bagian integral dari proses pembelajaran.
b.      Penilaian melalui unjuk kerja (performance)
Penilaian untuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamtan penilai terhadap aktivitas siwa sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unujk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa. Cara penilaian ini lebih otentik daripada tes tertulis karena bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Semakin banyak kesempatan guru mengamati unjuk kerja siswa, semakin reliable hasil penilaian tersebut.
Penilaian dengan cara ini, lebih tepat digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam penyajian lisan (keterampilan berbicara, berpidato). Pemecahan masalah dalam suatu kelompok, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok kecil, dan sebagainya.
c.Penilaian melalui penugasan (project)
Penilaian melalui proyek dilakukan terhadap suatu tugas atau penyelidikan yang dilakukan siswa secara individual atau kelompok untuk periode tertentu. Penyelidikan meliputi pengumpulan dan pengorganisasian  data, analisa data, dan penyajian data dalam bentuk laporan. Proyek seringkali melibatkan pencarian data primer dan sekunder, mengevaluasi secara kritis hasil penyelidikan, dan kerjasama dengan orang lain. Oleh karena itu, proyek sangat bermanfaat bila digunakan untuk menilai keterampilan menyelidiki secara  umum untuk segala bidang pembelajaran. Di samping itu, proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan siswa dalam bidang tertentu dan mengetahui kemampuan siswa dalam menginformasikan subyek tertentu secara jelas.

d.      Penilaian melalui hasil kerja (product)
Penilaian hasil kerja adalah penilaian terhadap kemampuan siswa membuat produk-produk teknologi dan seni seperti makanan, pahatan, dan barang logam.
Cara ini tidak hanya untuk melihat hasil akhirnya saja tetapi tugas dari proses pembuatannya. Contohnya kemampuan siswa menggunakan berbagai teknik menggambar, menggunkana alat dengan aman dan sebagainya.
e.       Penilaian melalui tes tertulis (pencil and paper)
Tes tertulis biasanya diadakan untuk waktu yang terbatas dan dalam kondisi tertentu Secara umum bentuk-bentuk tes tertulis adalahbenar-salah, menjodohkan, pilihan ganda, isian singkat maupun uraian /esai.


2 komentar: