Model Quantum Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Jika anda menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi factor pengalaman musik anda. Kita dapat membagi unsur-unsur tersebut menjadi dua kategori :
a. Konteks (Context) adalah latar untuk pengalaman anda. Konteks merupakan keakraban ruang orkestra itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrument dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan, kemudian, menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluruh..
Konteks menata panggung mempunyai empat aspek :
a. Suasana, semangat konduktor dan pemain musiknya, maksudnya suasana kelas mencakup bahasa yang di pilih, cara menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan membawa kegembiraan pula dalam belajar
b. Landasan, keseimbangan instrumen dan musisi, maksudnya adalah kerangka kerja: tujuan, prinsip, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.
a. tujuan, di kelas tujuan yang sama bagi seluruh siswa adalah mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim, serta megembangkan keterampilan lain yang dianggap penting. Misalnya, pada akhir tahun ini, semua orang di sini akan bisa berbahasa jepang cukup baik untuk melakukan percakapan panjang.
b. prinsip, gambaran tentang cara yang dipilih para anggotanya untuk menjalani kehidupan ini. Prinsip ini mirip dengan kesadaran bersama yang akan menuntun perilaku dan membantu tumbuhnya lingkungan yang saling mempercayai dan mendukung. Agar prinsip melekat, setiap orang di kelas harus setuju bahwa prinsip tersebut penting dan harus dijunjung tinggi.
Berikut adalah satu set prinsip Quantum Teaching yang biasa disebut 8 kunci keunggulan:
1) Integritas, bersikaplah jujur, tulus, dan menyeluruh. Selaraskan nilai-nilai dengan perilaku anda
2) Kegagalan Awal Kesuksesan, pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang anda butuhkan untuk sukses. Kegagalan itu tidak ada, yang ada hanya hasil dan umpan balik. Semuanya dapat bermanfaat jika anda tahu cara menemukan hikmahnya.
3) Bicaralah dengan Niat Baik, berbicaralah dengan pengertian positif, dan bertanggungjawablah untuk komunikasi yang jujur dan lurus. Hindari gosip dan komunikasi berbahaya
4) Hidup di Saat ini, pusatkan perhatian anda pada saat sekarang ini. Dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kerjakan setiap tugas sebaik mungkin.
5) Komitmen, penuhi janji dan kewajiban anda; laksanakan vivi anda.Lakukan yang apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan anda.
6) Tanggung Jawab, bertanggungjawablah atas tindakan Anda
7) Sikap Luwes atau Fleksibel, bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu anda memperoleh hasil yang diinginkan.
8) Keseimbangan, jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa anda. Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini.
Mengajarkan 8 kunci keunggulan kepada siswa, bisa dengan cara berikan teladan untuk perilaku yang ingin anda lihat pada siswa; perkenalkan kunci-kunci ini melalui cerita dan perumpamaan; terapkan kunci-kunci ini ke dalam kurikulum anda
c. keyakinan, yakinlah dengan kemampuan mengajar dan kemampuan siswa belajar. Bertindak seolah-olah menjadi guru terhebat di dunia, dengan bersikap penuh percaya diri. Suatu saat guru akan percaya akan kemampuannya sendiri
d. kesepakatan, lebih formal daripada peraturan, dan merupakan daftar cara sederhana dan konkret untuk melancarkan jalannya pelajaran.misalnya mengikuti 8 kunci
e. kebijakan, mendukung tujuan komunitas belajar dan menjelaskan urutan tindakan untuk situasi tertentu. Misalnya, jika siswa tidak dapat hadir, mereka meminta tugas yang terlewat dari guru.
f. prosedur memberi tahu siswa apa yang diharapkan dan tindakan apa yang diambil. Misalnya berbaris di depan pintu sebelum masuk, tempat mengumpulkan pekerjaan rumah, dsb
g. peraturan, lebih ketat daripada kesepakatan atau kebijakan. Melanggar peraturan harus menimbulkan konsekuensi yang jelas. Melanggar peraturan menimbulkan konsekuensi yang jelas. Misalnya, karena kita saling mendukung, maka tidak ada kata ejek-ejekkan, jika ada yang melanggar, konsekuennsinya bisa berupa peringatan, setrap, dsb.
c. Lingkungan, Ruang Orkestra, yaitu adalah cara anda menata ruang kelas : pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, semua hal yang mendukung proses belajar.
1. Lingkungan sekeliling, lingkungan yang ada di sekeliling membantu daya ingat, seperti sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Bias juga dengan menciptakan poster ikon (gambar-gambar yang nantinya akan dipajang pada dinding), poster afirmasi (poster motivasi dengan pesan-pesan yang membuat siswa semangat)
2. Alat Bantu, benda yang dapat mewakili suatu gagasan. Seperti boneka untuk mewakili tokoh dalam karya sastra.
3. Pengaturan Bangku, pengaturan bangku disesuaikan dengan jenis interaksi yang akan digunakan. Seperti setengah lingkaran untuk diskusi kelompok. Jika bangku sulit dipindahkan bias dengan membalikkan badan dengan berinteraksi kelompok kecil, atau duduk di lorong antara bangku.
4. Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan, dan unsur organik lainnya. Tumbuhan menambah keadaan estetika, binatang dapat menenangkan dan mengeluarkan sifat penyanyang, aroma memicu respon seperti ketenangan, depresi, kelaparan, kecemasan, seksualitas.
5. Musik, bisa digunakan untuk menata suasana hati, mengubah keadaan mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar.
d. Rancangan, interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik, maksudnya adalah penciptaan terarah unsur-unsur penting yang bisa menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki postur tukar-menukar informasi.
Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching TANDUR :
1. Tumbuhkan
Manfaatkan kehidupan pelajar.dengan menyertakan diri mereka, pikat mereka, Tumbuhkan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaatnya BAgiKu” (AMBAK). Dengan menyertakan pertanyaan, pantomime, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita. Didalam buku Quantum teaching dijelaskan kunci kelucuan sebuah lelucon, jika kita memberikan sebuah lelucon apakah anda akan termotivasi untuk mendengarkan?apakah anda akan mendapatkan “ger” yang muncul setelah lelucon diceritakan?jika tidak pikirkan kembali untuk menyusun ulang. Karena seperti kunci lelucon di awal lelucon itu sendiri yaitu memberi siswa pilihan yang cepat dan mudah.
2. Alami
Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar. Unsur ini memberi pengalaman kepada siswa, dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pengalaman membuat anda dapat mengajar “melalui pintu belakang” untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka.
Misalnya dengan cara permainan, gunakan jembatan keledai, perankan unsure-unsur baru dal;am bentuk sandiwara, beri mereka tugas kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang sudah mereka miliki.
3. Namai
Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi ; sebuah “masukan”. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan dibangun di atas pengetahuan dan keingintahuan siswa saat itu. Penamaan adalah saatnya untuk mengajarkan konsep, keterampilan berpikir, dan strategi belajar. Misalnya dengan menggunakan susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis, dan poster di dinding. Dari situ guru membuat mereka penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka.
4. Demonstrasikan
Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukan bahwa mereka tahu.misalnya dengan sandiwara, video, permainan, rap, lagu, penjabaran dalam grafik. Seperti mengendarai sepeda, saat mencoba, dan jatuh (pengalaman), mencoba lagi, berhenti, bertanya, barangkali dapat latihan dari kakak atau teman (penamaan). Kemudian mengaitkan antara pengalaman dan nama dengan cara menunjukkan dan melakukannya.
5. Ulangi
Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan,. pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.”. misalnya dengan cara siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain (kelas lain, kelompok umur yang berbeda, menirukan orang-orang terkenal seperti guru, ahli, tokoh), menggemakan (guru menyebutkan sesuatu seperti “pendahuluan, isi, kesimpulan” dan para siswa mengulangnya serentak).
Seperti contoh sepeda tadi, setelah anda bisa menyeimbangkan diri di atas sepeda dan memperagakannya kepada semua tetangga bahwa anda dapat melakukannya. Anda harus memastikan bahwa anda sudah menguasainya. Jika masih takut akan kehilangan kebiasaan itu jika berhenti sejenak, namun latihan membuat permanen
6. Rayakan
Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perayaan memberi rasa rampung dengan menghormati usaha, ketekunan, dan kesuksesan. Sekali lagi, jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Misalnya dengan pujian, bernyanyi bersama, pamer pada pengunjung, pesta kelas.
Dengan cerita sepeda tadi, jika sudah menguasai keseimbangan, semua orang bersorak, kita tahu sudah bisa, hal itu memperkuat kita dan memberi motivasi untuk mencobanya berulang-ulang
Jika ke empat aspek ini ditata dengan cermat, suatu keajaiban akan terjadi. Konteks itu sendiri benar-benar menciptakan rasa saling memiliki, yang kemudian akan meningkatkan rasa memiliki dan penghargaan. Kelas akan menjadi komunitas belajar, tempat yang dituju para siswa dengan senang hati, bukan karena keterpaksaan.
e. Isi (Content) anggaplah sebagai lembaran musik. Not-not nyata pada semua halaman, yang lebih dari sekedar not-not pada sebuah halaman. Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan (penyajian). Isi juga meliputi fasilitas ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap instrument.
1. Presentasi, seperti Isi dalam simfoni, yaitu bagian kurikulum yang ringkas dan bergairah, anggun tapi menarik, penyaji yang piawai, baik seorang guru TK atau penceramah motivasional, memiliki strategi dan teknik yang jelas untuk memastikan bahwa sajian mereka memiliki dampak.
Guru adalah salah satu factor yan paling berarti dan berpengaruh dalam kesuksesan siswa sebagai pelajar. Berikut adalah empat komunikasi ampuh, yaitu :
a. munculkan kesan, manfaatkanlah kemampuan otak untuk menyediakan asosiasi yang kaya. Susunlah perkataan yang menimbulkan citra yang dapat memacu belajar siswa. Misalnya “Bagian ini sangat menantang, maka simaklah baik-baik, supaya kalian memahaminya”. Janganmengatakan hal “anak-anak, bagian bab ini paling sulit dan membosankan jadi kalian harus waspada kalau tidak mau gagal”
b. arahkan fokus, memanfaatkan kemampuan otak yang mampu memilih dari banyaknya input indrawi, dan memusatkan perhatian otak. Maksudnya seorang guru harus bisa memusatkan perhatian siswa pada bahasan yang akan seorang guru bahas. Misalnya jangan menggunakan “jangan dekati perlengkapan seni saat kalian pindah ke kelompok kalian”. Hal itu justru menarik perhatian ke perlengkapan seni, arahkan fokus dengan “cari tempat berkumpul ke kelompok kalian. Pindahlah langsung ke tempat itu, dan bawa buku kalian”. Tanpa menyebutkan perlengkapan seni dan menyebutkan fokus yang jelas, kita bisa mengarahkan siswa agar tidak mendekati perlengkapan seni tersebut.
c. Inklusif (bersifat mengajak), di dalam perkataan seorang guru harus menimbulkan asosiasi yang positif. Misalnya, “Bapak ingin kalian mengeluarkan buku kalian”.”yang harus kalian lakukan berikutnya adalah mengeluarkan pekerjaan rumah kemarin”.”bapak minta kalian mengumpulkan bahan-bahan kalian”. Pesan di balik kalimat itu mengesankan “saya pegang kendali dan kalian harus melakukan apa yang saya perintahkan”. Sebaiknya “Mari kita keluarkan buku”. “sekarang keluarkan pekerjaan rumah kalian”.”sudah waktunya mengumpulkan bahan-bahan kita”. Perubahan sederhana dalam kata dapat meningkatkan hubungan kerja sama yang menyeluruh, setiap orang diajak
d. Spesifik (bersifat tetap sasaran), katakanlah apa yang perlu dikatakan dengan kejelasan sebanyak mungkin dan jumlah kata sedikit mungkin. Inilah yang disebut hemat bahasa. Misalkan para siswa bersiap-siap untuk istirahat. Jadi guru berkata.”anak-anak, bersiap-siaplah untuk istirahat”. Seharusnya.”anak-anak, kembalikan bahan ke tempatnya dengan rapi, masukkan sampah ke tempat sampah, dan simpan kertas kalian dalam rak berkabellalu kalian boleh istirahat” hemat bahasa diosini bukan berarti sedikit bicra, namun kejelasan tujuan yang akan guru sampaikan kepada siswanya.
2. Fasilitasi, dengan memfasilitasi keadaan siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami, berpartisipasi, berfokus, dan menyerap informasi.
e. KEG, membantu membungkus dan menyampaikan penghargaan guru kepada muridnya.
1. Know it (ketahui hasilnya), pahamilah semua yang akan anda sampaikan, rupa (table yang berisi tiga faktor untuk kejadian dan akibatnya), bunyi (siswa saling berdiskusi melengkapi tabel), rasa hasil (siswa dengan tenang pergi ke rak buku untuk mencari informasi), sejauh mana guru mengetahui rupa, bunyi, rasa hasil, guru dapat mengkomunikasikannya dengan jelas dan mendapatkan hasil yang diinginkan.
2. Explain It (Jelaskan Hasilnya), setelah mengetahui dengan jelas rupa, bunyi, dan rasa hasil. Jelaskan kepada siswa bayangan tentang hasil itu, beberkan secara terbuka, gunakan rumus yang spesifik. Misalnya “tantangan ini sederhana, kualitasnya pasti luar biasa. Begini caranya, gambarkan dengan jelas, boleh menggunakan media…, pastikan siklusnya berwarna, dinamai dengan benar,….seterperinci mungkin.”
3. Get it (Dapatkan hasilnya), perhatikan dan dengarkan siswa memulai, jika tidak mematuhi beri tahu mereka dan beri umpan balik, hentikan sesaat dan katakan mutu pekerjaan mereka.lebih baik lagi katakan perbaikan yang perlu siswa lakukan, lalu lanjutkan kembali.
f. Menciptakan strategi berpikir, menyingkapkan bagaimana siswa mencapai suatu jawaban dan mendukung waktu berpikir. Misalnya dengan melontarkan pertanyaan memberikan kesempatan kepada kita untuk menghargai dan mengakui partisipasi dan pengambilan resiko siswa. Atau dengan bertanya memberi guru kesempatan untuk mengasah dan membuka pikiran siswa; gerakkan pikiran mereka hingga memperoleh jawaban.
3. Keterampilan Belajar, dengan keterampilan belajar yang tepat, semua siswa dapat memahami sebagian besar informasi dalam waktu yang guru perlukan untuk menjelaskan informasi.
Lima keterampilan yang merangsang belajar :
a. konsentrasi terfokus
b.cara mencatat
c. organisasi dan persiapan tes
d. membaca cepat
e. teknik mengingat
4. Keterampilan hidup, sebagaimana seorang konduktor piawai menyuarakan musik yang indah dari setiap musisinya, guru juga mengorkestrasi ketulusan dan keefektifan siswa melalui keterampilan pribadi, dikenal pula dengan sebutan keterampilan hidup, keterampilan sosial, kemampuan ini memberdayakan setiap orang untuk membina dan memelihara hubungan dengan orang lain.
Keajaiban pengalaman menjadi terbuka karena konteksnya tepat, dan membuat musik menjadi hidup. Saat Anda menggubah kesuksesan siswa, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik: suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian ,fasilitas, keterampilan belajar dan keterampilan hidup.
lanjut ... (Penerapan Quantum Teaching dalam pembelajaran )
lanjut ... (Penerapan Quantum Teaching dalam pembelajaran )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar